Thursday, February 24, 2011

Si Kantong Kuning


(Taken from The Sartorialist)

Kalian tahu apa yang sangat stunning dari design Alexander Wang? Yup, the popped-out yellow pocket! Pas saya liat design ini mata saja berhenti berkedip, satu detik, dua detik, lima detik. Yak.
Sesuatu sangat menggelitik dari design-design Alexander Wang Fall 2011, ada sesuatu yang popped-out dari setiap rancangan-nya yang plain.
Well, mungkin segala sesuatu yang plain, punya sesuatu yang "stunning" yang bisa dikeluarkan yah. Di saya yang plain, apa ya sesuatu yg bisa "keluar"? Di anda yang mungkin juga plain, pasti terpendam sesuatu yg bisa popped-out seperti si kantong kuning. Tidak perlu semuanya luar biasa, satu kelebihan atau keunikan seperti si kantong kuning saja, tetap membuat orang susah berkedip selama beberapa detik kan?

Monday, February 7, 2011

What’s Your Wedding Story?

Mine got lots. Yah, saya menyebut diri saya perfeksionis, detail dan segalanya. Tapi sebenarnya saya hanya sulit dipuaskan dan malas memperbaiki seperti yang saya inginkan. Saat ada hal-hal yang tidak sesuai keinginan, saya akan bilang: Ya sudahlah.

Hemm pada menit-menit yang mengganggu, seringnya syaraf motorik saya justru beku. Saya hanya diam tidak berbuat, dan berbicara di dalam hati, kok itu begitu ya? Kok ini begitu ya? Dan membiarkan semuanya terjadi.

Pada akhirnya sampai hari ini memang banyak kejadian yang tidak saya inginkan justru terjadi. Tanpa saya berusaha mencegah atau memperbaikinya. Saya bergerak, saat mulut orang bergerak.

Well call me your doll.
Pasangan saya bilang: Lo terlalu sering men-judge diri lo sendiri.
Men-declare you’re good at doing nothing, jadilah lo doing nothing,
men-declare diri sendiri tidak care, jadilah acuh tak acuh sama semua hal,
men-declare diri sendiri kaku, jadilah kaku.

Now, give yourself the affirmatives, mine will start with:
Me, good at observing, analyzing, writing: Researcher
Me, loving, care, affectionate person
Me, having a good taste in art, design, fashion, word!

And..back to the topic, my wedding story.
Akad nikah saya? Super duper bikin orang geregetan. Sehari sebelum akad, saya bermukim di rumah sepupu saya, baking all day long! Pertama resep macaroni schotel, berlanjut ke brownies dengan taburan choco chips dan cheese, yak dua scale. Dilanjutkan dengan kastengel. Kaki rasanya mau copot.

Dan di tengah-tengah manggang adonan kastengel, mama saya telfon:
Mama: Pulang sekarang ya, tukang pijitnya udah datang.
Saya: Masih manggang.
Mama: Udah tinggal aja.
Saya: What? Siapa yang mau ngerjain?
Mama: Pokoknya cepetan pulang!
Saya: Ok, suruh Aldi kesini nerusin panggangan, aku pulang.

Tiba di rumah semua berseru:
Calon pengantin kok masak? Ngga boleh cape-cape, kantong mata kamu udah gelap begitu.
Saya: Bengong cengengesan.

The Day.
Saya: Menyetrika baju akad yang baru diantar penjahitnya jam 10 pagi.
Tante saya datang buka pintu: Duhh pengantin kok nyetrika, lepas-lepas sini tante yang setrika, kamu duduk aja.
Saya: Beneran tante? (senang karena memang males menyetrika, bukan karena menyadari dirinya pengantin dan katanya ga boleh ngapa-ngapain)

Kemudian penghulu datang jam 12 siang, saya masih di-make up.
Saya: Lagi pakai bros dan ngutak-ngatik kerudung bersama tante.
Tante yang lain: Nyda disuruh keluar sekarang. Cepetan.
Saya: Bengong, lah gimana ini kerudung aja belum dipasang?

Jadilah, saya keluar dengan kerudung agak miring dan topi hasil pinjaman bude saya.
Begitu duduk, nengok ke pasangan: Kerudung gue berantakan ga?
Pasangan: Nengok sekilas, he eh (bicara dengah gigi rapat)

Dan acara pun berjalan. Tibalah saat foto bersama. Bertubi-tubi saya mendengar:
Pasangan: Bulu mata palsu lo kayaknya mau copot deh.
Adik laki-laki saya: Kak, kerudung belakang lo copot.
What? Ya sudahlah ya, tetap senyum, anggap aja ngga ada yang memperhatikan.

Dan yak, semua keluarga yang sudah cantik hari itu, jadi keringetan lagi beresin ini itu.
Thank you ALL!
Siapkan diri kalian untuk resepsi minggu ini ya! Baju saya pun masih dijahit! Sssssttt!

-keritingurusinwedding

Being ruled!

You know what freedom means?
It means everything. Pantesan waktu itu, Negara Indonesia mati-matian memperjuangkan kemerdekaan ya. Karena mereka mau mengatur uangnya sendiri, mau mengatur sumber daya kekayaannya sendiri, mau memiliki aturan sendiri.

Saya baru menyadari artinya yang begitu dalam. Yah saya memang terlambat. Tetapi sebagai individu bukan sebagai negara, apakah Anda sudah merdeka? Merdeka dari pasangan Anda, merdeka dari orang tua, merdeka dari bos, merdeka dari teman, merdeka dari saudara? Don’t say it out loud. Saya sendiri belum. Jadi Anda tidak sendirian.

Well, terkadang kita tidak menyadari bahwa orang terdekat memenjarakan kita. Kita tidak bisa mengatur uang kita sendiri, misalnya. Tidak bisa bebas mengatur waktu. Tidak bebas pergi kemana saja. Tapi katanya, manusia memang membutuhkan aturan-aturan, tata krama, dan lainnya, apa benar demikian?

Saya rasa beda ya antara aturan-aturan dengan orang-orang yang saya sebut di atas. Dengan memahami aturan, kita bisa tahu sendiri mana yang salah mana yang benar. Tapi dengan diatur orang lain, itu beda cerita.

Bagaimana cara bebas dari orang-orang tersebut? Well sebenarnya semua berawal dari kita, kita diam saja diatur, kita diam saja dipenjarakan, dalam arti kata kita memenjarakan diri kita sendiri, kita biarkan diri kita dijajah. Saya juga tidak tahu bagaimana caranya, saya hanya percaya ada caranya, kalau kita memang mau.

Mungkin istilah “merdeka, dipenjarakan, dijajah” di atas kurang tepat. Hemm intinya bagaimana saat kita melangkah, mengeluarkan uang, bekerja dan lainnya berdasarkan motivasi dari diri sendiri, keinginan diri sendiri, bukan didorong atau dijorokin orang tapi atas kesadaran pribadi seutuhnya.

Kemarin saya ke toko buku, membelanjakan uang saya, mengatur uang saya sendiri. Anda?
(tulisan ini merupakan bagian dari judul self-empowering)